Senin, 27 Juni 2011

U Smile I Smile

Bumi, Indonesia
Kamis, 16 Juni 2011
16:01 WIB

Awal pertama gue liat dia, gue suka sama dia, suka biasa aja. Sangat biasa. Tapi lalu gue benci sama dia dan males banget ngeliat mukanya. Gue Cuma mau denger suaranya. Ngeliat mukanya bikin gue emosi. Sangat emosi sampai-sampai gue jadi bad mood sendiri dan gue seperti udah disakitin banget. Temen gue bilang, ini akibat karena gue terlalu cepat ambil statment kalau gue suka ke dia. Dan pada akhirnya gue benci dia. Tapi detik ini, barusan, dia berhasil ngebikin hati gue kacau balau dan gue ngerasa ada yang salah dengan gue. Awalnya gue pikir gue terserang sesak nafas dadakan karena gue kelamaan diam di dalam kamar gue yang sempit. Tapi saat gue pengen keluar kamar gue malah semakin gak bisa memalingkan muka gue. Gue gak sesak nafas karena kekurangan oksigen, tapi karena dia udah ngebuat gue nemuin sesuatu. Sesuatu yang gue gak sangka. Dan gilanya, sesuatu itu ngebuat cara pandang gue ke dia jadi beda. Gue tetap gak suka dia, gue tetap benci dia. Lo mau tau apa yang bikin gue beda ? : Ternyata dia manusia. Seperti kita. Yang punya hati dan rasa.

Gue bingung. Kacau. Dan gue nyaris gak percaya. Lo pernah liat anak kecil ? Anak kecil yang hiperaktif namun dia kreatif dan menyenangkan. Gue bisa bilang begitu karena gue ngeliat jelas tatapan matanya yang penuh dengan rasa kasih sayang dan persahabatan. Saat dia gak bisa mukul bola, saat dia jatuh, saat dia ketawa, saat dia dapet hadiah, saat dia memeluk dan mencium orang yang dia sayang, semua tercover rapi di matanya. Semua dia lakuin dengan rasa senang, nyaman, dan ya,,, ikhlas. Dia kecil, mungil, menggemaskan dan ADA !!! Gue suka banget tatapan mata kecilnya yang sejuk dan seakan mengajak, “Hei, come with me. Ayo kita bermain bersama.” Gue jelas ngeliat itu di matanya yang yang kecil. Tawanya seakan gak ada beban. Seakan-akan perpisahan ortu-nya di umur dia 10 bulan itu bukan masalah besar. Gue bisa liat, dia orang yang menyenangkan dan berjiwa besar.

Gue tadi udah bilang, dia kretaif. Orang yang punya talent itu adalah orang yang sadar dia punya talent dan dia menampakkan talent-nya lalu membuat orang sadar bahwa dia punya talent. Bukannya orang yang diem aja dan nunggu orang nanya, “Hei, kau mampukah ?”. None !!! Ok fine, dia dipanggil oleh beberapa orang yang begitu menghargai bakat yang dia punya. Dia diorbitkan. And NOW ! He DID IT !!! Tapi yang gue shock berat, sangat teramat shock, bahkan gue heran gak percaya : tatapannya berubah !!! TOTAL !!!

Gue nganga. Gue diam. Dan gue sadar, ternyata ini yang ngebuat gue benci dia. Ini yang ngebuat beberapa orang enek ngeliat dia. Gue ngangguk-ngangguk, dan gue merenung. Gue ngerasa sakit saat tau tatapannya yang penuh sahabat itu menghilang. Bukan kabur, tapi ziiiinggg,,,, HILANG !!! Adegan demi adegan gue tatap dengan rasa penasaran yang naik ke ubun-ubun. Deg,,, ketemu. KETEMU !!! Tatapan itu ketemu lagi. Mata gue tetap jeli memperhatikan. Dan gue kembali nganga. Satu kesimpulan gue ambil : kita ngebuat dia gak nyaman. Ngebuat dia gak bisa bahkan gak berani untuk jadi diri sendiri. Seperti ada ketakutan yang ngebuat tatapan mata dia berubah. Berubah jadi risih dan bilang, “Kapan ini selesai ? Ayo,,, Ayo !!!”.

Sadar gak sih ? Terkadang ada beberapa orang yang hanya bisa akrab dan nyaman dengan orang yang harus sudah lama ia kenal dan ia tau pasti kalau dia menyayangi orang itu juga membutuhkan orang itu. Dia ramah memang pada orang-orang baru, tapi dia gak bisa akrab dan gak nyaman. Gue ngeliat itu di matanya ketika dia berhadapan dengan ribuan bahkan jutaan orang yang lagi neriakin namanya. Dia balas neriakin, dia nyapa, dia senyum. Tapi itu BOHONG !!! Dalam artian dia takut, dia risih, dan dia gak nyaman. Dia suka, sangat suka, tapi dia lalu takut. Lo liat tatapan dia ketika dia main dengan sahabat-sahabatnya, ketika dia meluk dan nyium nyokapnya, ketika dia di suruh beresin kamar sama kakeknya, ketika dia bilang capek pada guru vokalnya, ketika dia membantah. Lo liat matanya, dan lo nemuin bahwa itulah dia yang sebenarnya. Di situ terpeta jelas kalau dia nyaman dan dia bahagia. Jelas ada di matanya kalau, “Ini yang aku mau !” ! Gue kembali terpana. Dan gue semakin sesak.

Waktu dia peluk nyokapnya, waktu dia ngeyel, waktu dia dimarahin gara-gara maksa pengen mainin mobil pengangkut barang, di situ rasa benci gue semua hilang. Ludes tanpa bekas. Di mata gue dia langsung jadi adik kecil yang menggemaskan dan penuh rasa kasih sayang.

“Hei, dia seperti orang lagi main bola dan di suruh ngelakuin yang lain. Trus dia pengen cepet-cepet selesaiin hal itu dan kembali main bola.” Tapi gue ada istilah sendiri untuk dia, “Dia seperti sedang ujian.”. Kenapa gue bilang gitu ? Saat lo ujian, lo pasti belajar segiat-giatnya dan berusaha ngelakuin apapun yang lo bisa agar lo berhasil. Lo ikhlas dan senang ngelakuin itu. Bahkan lo semakin berusaha sampe lo capek. Lo menanti-nanti ujian itu, lo senang saat lo disuruh ujian, karena dengan begitu lo akan dapetin sesuatu. Tapi jauh dari semua itu : Lo takut, lo risih, dan lo gak nyaman. Lo semua tau ? Itu yang gue dapet dari tatapan matanya ketika dia gak sedang dengan temannya, gak sedang dengan nyokapnya. Itu yang gue dapet dari tatapannya saat ini. Dan jujur, gue kasian sama dia.

Dia, Cuma bocah kecil yang biasa aja. Dia bahkan nakal dan suka ngeyel. Tapi kalau gue di suruh milih, gue milih dia yang gak punya poni lempar, yang kumal dan suka make jaket/baju besar dengan topi lecek. Gue lebih milih dia yang tinggal di pelosok kecil. Lo mau tau kenapa ? Karena menurut gue saat itu dia punya tatapan yang ngebuat siapa aja bahagia. Ada ketulusan dan persahabatan di sana.

Lo mau liat tatapan itu, lo beli “Never Say Never The Movie”. Lo tonton. Lo liat matanya saat dia kecil dan saat dia bersama dengan orang terdekatnya. Dan itulah “JUSTIN BIEBER”. Bagi gue, Justin itu PEMBOHONG. BIG FOOT LIAR !!! Gue yakin, dia saat ini sangat-sangat gak nyaman. Dan kalau lo bilang gue gila atau apalah, semua terserah lo. Tapi gue berani taruhan, “Justin pernah minta sama Tuhan untuk mutar balik semuanya.”. Lo semua gak percaya ? Sekarang gue tanya, apa yang lo rasain ketika lo sebelumnnya tinggal di daerah tropis dan lo tiba-tiba harus tinggal di tempat yang bersalju ? Lo seneng kan ? Pasti ! Tapi,,, lo gak nyaman.

Hari ini gue bilang, JUSTIN BIEBER itu sama kayak kita. Manusia. Punya hati. Punya rasa. Dan dia BIASA AJA. Bukti ? Matanya !!!

Kalian boleh bilang gue aneh atau gila atau autis, tapi bagi gue : ada sisi lain dari Justin yang ngebikin gue susah ngomong, yang bikin gue sesak. Tapi yang pasti bukan Justin Bieber yang sekarang kalian puja-puja. Gue suka, saat dia meluk nyokapnya. Harusnya itu yang lo puja-puja. Karena saat itu dia jujur, gak sekedar “YOU SMILE, I SMILE...” !

“Justin Bieber”, sorry. I DON’T LOVE YOU !!!

^_^
___Just U Know !!!___

Tidak ada komentar:

Posting Komentar