Kamis, 01 Maret 2012

In The Name Of Love (a new day without you...)

hari ini tanggal 1 maret 2012, hari kamis. itu artinya hari dimana gue mulai menjalani hidup baru gue tanpa harapan untuk mendapatkan dia. kemarin, gue berjanji pada diri gue sendiri untuk gak lagi mengharapkan dia terus ada di sisi gue. dan gue mencoba untuk menepati janji itu. InsyaAllah gue bisa. ini demi kebaikan kami bersama.

gue pengen cerita.

kemarin, temen gue minjemin gue novel 'Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin'-nya TERE LIYE. gue tertohok banget ama cerita itu. di novel itu menceritakan tentang cinta terpendam antara tania dan danar. keduanya saling mencinta, secara bersamaan pula saling memendamnya. lama waktu berjalan. bukan sehari dua hari, namun 10 tahun berlalu. dan cinta itu semakin tumbuh besar tanpa kendali. keduanya saling menyembunyikan. tania memelihara cinta itu, namun danar mencoba memangkasnya setiap waktu. kesalahan danar adalah ia melupakan tania yang ternyata tumbuh dewasa. seiring dengan keinginannya menghapus tania dari hatinya, ia pun memilih jalan akhir yang memilukan. di penghujung kisah mereka, tania mengetahui bahwa danar ternyata juga mencintainya. tania kesal. bertahun-tahun ia menyakinkan diri bahwa danar hanya menganggapnya seorang adik kecil, dan pada akhirnya tania tak lagi menginginkan danar jadi miliknya, maka saat itu pula rahasia hati danar terkuak. namun semua terlambat. cinta mereka memang tak ditakdirkan untuk saling memiliki. namun keduanya yakin, daun yang jatuh tak pernah membenci angin. itu semua takdir Tuhan, bukan ?

tania dan danar menjadi orang sukses, namun hati mereka mati. mereka sempurna, mereka tak sempurna.

gue tergugu. gue ngerasain yang tania rasain. keadaan hati tania itulah sekarang hati gue. ada feel-feel yang hambar banget di dada gue. namun tak gue acuhkan, sehingga lama-kelamaan feel itu membusuk. lalu gue ngerasa mati. pelan-pelan.

sesorang yang bermil-mil jauhnya sekarang mungkin udah lama sadar tentang perasaan gue ini, maka dari itu dia mencoba menjauh. mencoba menjaga jarak dari gue. mungkin dia pikir gue ini manusia psiko yang autis dan idiot. yang seperti orang gila akan terobsesi pada suatu hal. caranya yang dengan halus mengucapkan salam perpisahan buat gue, malah menimbulkan sakit yang mendalam di hati gue.

gak bisa gue elak, terkadang gue dendam.

tapi gak taukah dia bahwa gue gak segila itu ? bahwa gue sangat waras dan cukup ahli dalam berpikir rasional ? gue sayang dia, gue akuin ada kunang-kunang menari setiap dia hadir di hari-hari gue. dulu, duluuu banget waktu perasaan itu pertama kali tumbuh, gue memang ingin dia jadi milik gue. pengen dia jadi soul gue. tapi setelah gue pikir-pikir, gue sebenarnya gak menginginkan itu. gue hanya ingin selalu ada buat dia, selalu di samping dia, selalu ada saat dia butuh, selalu bisa ngebantu dia. apapun itu. gue pengen jadi kakak buat dia, adiknya, ibunya, temannya, apapun itu. gue gak lagi pengen memiliki dia, tapi gue ingin menjadi seseorang yang sangat berguna untuk dia. rasa sayang gue biarlah begini adanya, yang penting buat gue adalah melihat dia bahagia dan selalu bisa tertawa riang saat bersama gue.

tapi sepertinya dia gak ingin tau poin itu. gue rasa dia ketakutan sama gue. mungkin aja dia jengah dan risih dengan gue. makanya dia menjauh.

sapaan-sapaan itu pun lambat laun terkesal dingin. tak lagi punya makna dan warna. sapaan-sapaan itu hanya menjelma sebagai kebiasaan belaka yang tak punya arti apa-apa. gue ngerasain itu udah lama. lamaaa banget. tapi gak gua acuhkan.

makin ke sini dia semakin punya jarak dengan gue. jaraknya itu lebaaar bangeeet. gue mulai ngerasa lelah setiap kali ingin menjangkau dia. dia beralasan sibuk, gue percaya. gue percaya bahwa itu cuma pengusiran halusnya untuk gue. gue terima.

semua berakhir dua hari yang lalu. saat secara tersirat salam perpisahan itu gue terima dengan gamblang. gue percaya, dan gue terima. dia takut dengan rasa yang gue punya. dia pernah bilang gue spesial. ya, gue memang spesial karena gue ternyata cinta mati sama dia dan dia gak mau itu. spesial kan ? sangat spesial sehingga gue harus disuguhi kebutuhan khusus : diusir secara halus. gue terima.

dimana pun dan bagaimana pun dia sekarang, gue gak pernah nyesel kenal dan sayang sama dia. gue menganggap ini pengalaman. gue gak mungkin marah-marah ke takdir untuk minta dia balik sayang ke gue. dia tetep jadi temen amaze gue. selamanya. tetep ada dia di catatan sejarah hidup gue. tetep ada namanya di phonebook gue, tetep ada sisipan namanya di nama tablet gue, tetep ada akronim namanya di dalam binder kuliah gue, tetep ada, tetep ada, tetep ada.

beberapa orang mungkin mengartikan sikap gue ini terobsesi. tapi inilah yang gue rasain, gue sayang dia, dan dia gak sayang gue. gue sekuat tenaga mencoba tersenyum untuk menerima kenyataan itu.

gue bodoh, mungkin. gue menaruh perasaan kepada orang yang belum gue temuin. tapi adakah yang salah dalam hati yang memilih ?

dia gak perlu hadir lagi di hidup gue. gue hanya ingin dia baik-baik aja dan bisa menjadi orang yang baik pula nantinya. saat dia ulang tahun juga nanti, gue gak akan ucapin. gue takut dia jadi semakin takut ke gue.

harapan gue, dia akan mendapatkan orang yang tulus mencintainya nanti. gue selalu mendoakan yang terbaik untuknya.

dia gak perlu ingat dengan gue, karena bagi gue, pernah menjadi teman dekatnya adalah hal terindah. karena dia satu-satunya orang asing yang dengan gak tau dirinya telah membuat gue nyaman berada di dekatnya. gue sayang dia, mulai saat itu.

suatu hari nanti, kalau kita bertemu dalam satu media tertentu, apa yang harus kita lakukan ? memulai yang baru atau memperbaiki yang lama dengan cara baru ?

gue gak tau apakah ini terdengar gila, tapi di hati gue cuma ada dia. satu-satunya...

setelah Allah,,,
setelah Ibu dan Ayah gue,,,

gue tetep mengenang dia. selamanya. selamanya yang sangat lama...

thankz atas pertemanan selama ini ya...
bye~~~
^_^

nb : jangan pernah berpikir bahwa gue ingin memiliki lo atau apapun untuk mengkungkung lo, gue cuma pengen ngebuat lo bahagia dengan cara gue. tapi ternyata, lo gak bisa -mungkin gak mau. gak apa-apa, gue terima.

irma.yr

Minggu, 26 Februari 2012

The New Plan

Hidupku tanpa cintamu
Bagai malam tanpa bintang
Cintaku tanpa sambutmu
Bagai panas tanpa hujan
Jiwaku berbisik lirih
Ku harus milikimu


Aku bisa membuatmu jatuh cinta kepadaku
Meski kau tak cinta... kepadaku
Beri sedikit waktu biar cinta datang
Karena telah terbiasa


Simpan mawar yang ku beri
Mungkin wanginya mengilhami
Sudikah dirimu untuk
Kenali aku dulu
Sebelum kau ludahi aku
Sebelum kau robek hatiku


fine, gue nemu lagi lagu yang berhasil ngaduk-ngaduk emosi gue. yang ngebuat gue langsung berasa jadi makhluk paling gak beruntung. Astaghfirullah, gue gak boleh ngomong gitu.

beberapa waktu lalu, ada seseorang yang nyindir-nyindir gue di twitter. mungkin gue yang kepedeean aja kali ya. but, feeling gue bilang kalo itu emang tertuju buat gue. yang gak gue ngerti di sini adalah kesalahan gue atas sindiran-sindiran itu. gue gak ngerasa punya masalah apapun sama dia. lalu kenapa tiba-tiba dia nyindir gue ? pedes banget lagi.

dan gue pun memutuskan kalo dia cuma salah paham. yaudahlah, gak gue ambil pusing. lagian dianya juga udah berhenti nyindir-nyindir gue di twitter. tapi ya gue minta maaf banget, gue gak bisa lagi berhangat-hangat ria dengan orang yang kayak gitu. kenapa ya ? hmm, gue itu ya tipe orang yang percaya banget sama sebuah hubungan baik. dan yang gue tangkep dalam sebuah hubungan baik adalah ketika keduanya bisa menjaga perasaan satu sama lain. menjaga yang bagaimana tau sendirilah. seperti gak menyakiti, membuat kecewa, membohongi, dan segala yang harus dijaga lainnya. nah, berhubung gue udah dianggap kayak sampah begitu -bayangin ya, gue yang gak tau apa-apa diludahin begitu, beda apa dong ama sampah ?- so gue mulai jaga langkah. karena seburuk apapun orang yang udah jadi temen gue, gue gak pernah ada niat untuk yindir. karena nyindir itu hanya ekspresi lain dari sikap iri dan ketidakpuasan kepada orang lain.

tapiiii, gue gak mau sok suci ya... gue juga pernah nyindir kok, tapi ya sindiran gue itu sopan. jadinya gak begitu sadar deh orang yang gue sindir. hihihi... pinter kan gue ? eaeaea...

hhh,,, kayaknya di fb dan twitter gue makin banyak musuh deh. huh,,, heran gue. yayaya, kayaknya juga udah banyak yang tau gue curhat di blog dan banyak juga yang ngerasa kalo curhatan gue ini bersangkutan dengan dirinya. but, gue tegasin ya. gue cuma curhat, bukan ngejelek-jelekin salah satu pihak. bedain definisi itu donk ? pliss, gue gak ngomong di belakang. gue curhat di blog. ngetik. just it. gue gak menggunjing siapa pun. gue cuma mengekspresikan isi hati gue. gue yang sakit hati, gue yang kecewa, gue yang marah, gue yang kesel. pokoknya hanya sebatas itu.

but, kenapa sih gue tetep dikatain nyindir-nyindir ? dikatain ngomong dibelakang ? dikatain... dikatain...

gue kesel, karena ngerasa ke-rebut-an oleh orang lain, ya gue ketik. gue sedih, karena perasaan gue tunggal, ya gue ketik. so, bagian mana yang nyindir ? yang ngatain dibelakang ? kyaaaaaa.....

yah, whatever lah ya. hidup kan gak sempurna. lagian gue juga percaya, Allah always beside me. so, gue tenaaaaang....

oia, gue kayaknya mau ngikutin kata adek-adek gue aja deh. gue akan berusaha sayang sama hati gue, sama emosi gue, intinya mulai sayang sama diri gue sendirilah.

kan kalau jodoh gak kemana kan ?

eaeaea....

so, wake up irmaaaaa.

yupz, forget him, forget him, FORGET HIM !!!

biarlah kenangan tentang dia hanya ada di DAZU TIGARA. barang-barang gue selanjutnya gak boleh ada unsur-unsur si ehm lagi. hehehe...

gue gak ngelupain lo kok, gue hanya ingin terlepas dari lo.

gue sayang lo, tapi lo gak sayang gue. it's ok kok. gak apa-apa. gue terima. bayangin gue lagi senyum bahagia yaaa....

ok, cuma itu aja kali ya. gue harus kudu mesti gak boleh sedih lagi atas ketidak-intens-an kehadirannya di hidup gue. lagian gue bukan siapa-siapa dia ini. semangat irma, semangaaaatttttt......

hhh,,,


irma.yr

Minggu, 19 Februari 2012

My Sad

Lihat ku di sini
Kau buat ku menangis
Ku ingin menyerah tapi tak menyerah
Mencoba lupakan tapi ku bertahan

Kau terindah kan selalu terindah
Aku bisa apa tuk memilikimu
Kau terindah kan selalu terindah
Harus bagaimana tuk mengunggapkannya

Kau pemilik hatiku...



Gue nangis. Airmata gue langsung ngalir tanpa henti. Lagu itu ngingetin gue ama dia. Lo semua bisa bayangin gak ? Lo diperlakuin sebagai ‘someone special’ but lo gak sedang menjalin hubungan ‘special’. Itu tuh sakit banget. Udah gak tau lagi berapa banyak malam, berapa banyak siang, dan berapa banyak lagu sedih yang udah nemenin gue buat nangisin dia. Beberapa adek angkat gue bilang, gue ini bego banget. Tapi mereka gak ngerti. Gue nahan perasaan yang dalam banget. Yang gue sendiri sebenarnya udah kelelahan. Tapi dengan sok ‘kuat’ gue terus coba sampe tiba-tiba gue ngerasa ‘die’ ! Gue gak ngerti ya. Segitu gak mau bersahabatkan keadaan sama gue ? Gue udah cukup banget yang mengalami apa yang ada di lagu ‘Diary Depresiku’ pas gue kelas 1 SMP. Dan dengan easy-nya keadaan mengharuskan lagi gue untuk ngalamin apa yang ada di lagu ‘Pemilik Hatiku’ dan ‘Simphoni Hitam’. Gue pengen marah. Tapi gue mikir, emangnya kalau gue marah keadaan bakal jadi kayak yang gue mau ? Gak kan ?

Entah sejak kapan dan karena apa, gue sayang ke dia. Sayang yang jarang bisa gue kasih. Gue nangis waktu dia cuekin, gue kesel saat dia lebih peduli ke orang lain, dan berbagai hal autis lainnya yang dilakukan orang orang di’Mabuk Cinta’.

Rasa kecewa, sakit hati, dan kesedihan gue berawal saat ada seseorang yang dengan gak mikirnya diam-diam dan tanpa dosa membuka luka gue yang sejak lama sekuat tenaga gue coba kubur. Orang itu adalah orang dekat gue. Walau kita gak pernah ketemu, tapi dia udah masuk list temen baik gue. Gue curhat ke dia. Dan kesimpulan yang gue ambil adalah dia udah ngerti apa yang ada di gue dan apa yang gue rasain. Sampai tiba-tiba gue dikagetkan dengan tingkahnya yang menurut gue nyakitin banget. Gue Cuma bisa diem dengan hati yang sakit luar biasa, dengan airmata yang siap tumpah. Gue gak nyangka sama sekali, dia yang selalu gue jaga perasaannya ternyata sama sekali gak pernah ada usaha buat ngejaga perasaan gue. Bahkan gue rasa niat juga gak ada.

Sumpah serapah dan caci mati keluar dari mulut gue. Di kamar gue ngeruntukin kebodohan gue yang udah naruh rasa percaya ke orang itu. Gue nyesel setengah mati karena udah ngejaga perasaan dia. Demi Allah gue nyesel. Gue sakit hati banget. Demi apapun gue benci dikhianati dalam bentuk apapun. Dari sakit hati yang bermula itu, pikiran aneh gue mulai menjalar kemana-mana. Gue mulai mikir bahwa gue kayaknya emang gak pernah berhak bahagia. Gue mulai mikir kenapa harus keluarga gue yang pecah, kenapa gue gak kembar aja, kenapa gue dapet nilai D, kenapa gue gak jadi cowok aja, kenapa gue gak jadi orang jahat aja, kenapa gue, kenapa gue, dan kenapa gue lainnya muncul silih berganti di otak gue. Sampe gue mikir, Ya Allah kenapa gue gak punya penyakit mematikan aja ? Biar gue bisa memanfaatkan semua itu untuk meraih kebahagian. Gue nangis. Gue frustasi.

Gara-gara sakit hati awal gue itu, gue juga berpikir bahwa semua ketulusan dan kebaikan yang orang berikan ke gue itu freak. Gue jadi semakin gak percaya apapun. Gue jadi atheis untuk semua kepedulian yang gue dapet. Negatif thinking gue semakin menjadi-jadi.

Gue akhirnya ngadu ke adik angkat gue. Gue nangis-nangis ke dia. Gue sadar, saat itu gue pasti keliatan lebay banget. Tapi demi Allah, gue gak bisa ngelakuin apapun kecuali nangis. Gue nangisin nasib gue yang jauh dari kata beruntung.

Tadi, gue dapet kabar yang jauh lebih gak mengenakan. Ya Allah, aku salah apa ? Kenapa sepertinya semua orang enggan mikirin perasaanku ?

Gue tulis note ini, karena gue beneran udah patah arah. Gue gak ngerti lagi mana yang privacy mana yang bukan. Yang sangat gue tau adalah gue terlalu kecewa dengan keadaan.

Buat kamu :
Lo tau ? Gue udah nganggep lo temen gue. Walau Cuma maya. Tapi bagi gue lo nyata. Gue dengerin semua curhatan lo, lalu gue tanggepin. Lo juga denger curhatan gue, lalu lo tanggepin. Saat itu gue mikir kalau kita telah memahami keadaan masing-masing. Tapi pada kenyataannya Cuma gue yang paham keadaan lo. Gue waktu itu sekuat tenaga nahan supaya lo gak sakit hati dengan gue. Gue jaga sikap dan omongan gue. Gue gak pernah ada niat sedikitpun buat bikin lo ‘iri’ ke gue. Gue jaga rapat-rapat apa yang gak harus lo tau dari yang gue lakuin. Tapi apa yang lo bales ? Lo dengan gamblang dan enteng nyebutin serentetan peristiwa indah dengan seseorang yang lo tau bahwa orang itu gue sayangin. Dimana perasaan lo, hah ? Lo gak sadar gue sakit hati banget ? Lalu lo masih berbaik-baik ria ke gue, gue juga gitu. Gue gak ngerti siapa yang munafik di sini. Tapi gue gak harus dendam ke lo, kan ? Iya, gue emang gak dendam. Dengan logika gue mikir kalo gue gak berhak marah sama lo, toh deket dengan siapa aja itu mutlak hak lo. Tapi, seiring gue udah nyaris ngelupain semua rasa sakit hati gue, muncul lagi suatu kenyataan yang ngebikin gue melongo bego. Subhanallah, segitu gak maunya ya lo ngejaga perasaan gue ? Karena gue Cuma temen maya lo, jadi kepedulian lo atas hati manusia (gue.red) juga maya ? Gue beneran gak ngerti. Demi Allah,,,


Buat dan kamu :
Walau lo gak pernah mengatakan secara nyata, tapi gue udah terlanjur mikir kalo lo itu Cuma hak gue. So, jelas gue bete setengah mati kalo ternyata sometime lo bersikap gak segimana harusnya. Tapi, mungkin pemikiran gue itu salah. Kalau lo emang udah gak nyaman lagi ama gue, lo tinggal bilang. And then gak usah lagi ada ‘kita’. Gue sadar, lo itu ‘bebas’, dan gue juga bukan apa-apa lo. Yang bikin gue penasaran, apa sih motivasi lo dalam kebersamaan kita ini ? Ngasih sakit hati untuk gue ? Dulu, lo gak kayak gini, jadi gue juga mikir, kita juga udah gak kayak dulu lagi. Someday, gue benci banget sama lo. But someday too, gue kangen banget sama lo. Bukan hak gue untuk ngelarang lo deket dengan siapapun. Tapi, tentu hak gue kan untuk menyelamatkan hati gue yang nyaris mati rasa ini ? Lo gak perlu bilang apapun sebenarnya, karena emang lo gak perlu. Lo bilang, gue terlalu pake hati. Dan gue tanya, ternyata selama ini lo gak pernah pake hati ya ke gue ? Thankz...


For everyone :
Terkadang orang-orang yang selalu senyum, selalu bijak, selalu tegar, ialah yang paling menderita. Karena apa ? Karena baginya, orang lain itu lebih penting, baru setelah itu ia akan frustasi sendiri. Orang-orang seperti itu yang ia pikirkan hanya satu, ia akan berusaha membahagiakan orang lain agar ia juga dibahagiakan. Tapi ternyata pemikiran itu terkadang salah. Yang pada akhirnya hanya akan membuat dirinya sendiri semakin egois. Egois untuk meraih kebahagiannya, dan egois untuk penderitaannya.


Gue bukan nyari simpati. Gue Cuma pengen beberapa orang di dunia ini bisa berpikir, bahwa ketika kita melakukan sesuatu mungkin ada orang lain yang tersakiti. Jangan pernah menanamkan prinsip ‘yang penting happy’, karena saat lo bahagia dan ada yang sedih atas kebahagiaan lo itu, maka kebahagiaan lo gak akan lebih lama dari gelembung sabun. Thinking, thinking...

Buat kamu, dan kamu,,,
Kalau kebersamaan kalian ngebuat kalian bahagia dan aku hanya akan menjadi benalu, baiklah aku akan pergi. Long last ya buat kamu, dan kamu,,, 

irma.yr