hari ini tanggal 1 maret 2012, hari kamis. itu artinya hari dimana gue mulai menjalani hidup baru gue tanpa harapan untuk mendapatkan dia. kemarin, gue berjanji pada diri gue sendiri untuk gak lagi mengharapkan dia terus ada di sisi gue. dan gue mencoba untuk menepati janji itu. InsyaAllah gue bisa. ini demi kebaikan kami bersama.
gue pengen cerita.
kemarin, temen gue minjemin gue novel 'Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin'-nya TERE LIYE. gue tertohok banget ama cerita itu. di novel itu menceritakan tentang cinta terpendam antara tania dan danar. keduanya saling mencinta, secara bersamaan pula saling memendamnya. lama waktu berjalan. bukan sehari dua hari, namun 10 tahun berlalu. dan cinta itu semakin tumbuh besar tanpa kendali. keduanya saling menyembunyikan. tania memelihara cinta itu, namun danar mencoba memangkasnya setiap waktu. kesalahan danar adalah ia melupakan tania yang ternyata tumbuh dewasa. seiring dengan keinginannya menghapus tania dari hatinya, ia pun memilih jalan akhir yang memilukan. di penghujung kisah mereka, tania mengetahui bahwa danar ternyata juga mencintainya. tania kesal. bertahun-tahun ia menyakinkan diri bahwa danar hanya menganggapnya seorang adik kecil, dan pada akhirnya tania tak lagi menginginkan danar jadi miliknya, maka saat itu pula rahasia hati danar terkuak. namun semua terlambat. cinta mereka memang tak ditakdirkan untuk saling memiliki. namun keduanya yakin, daun yang jatuh tak pernah membenci angin. itu semua takdir Tuhan, bukan ?
tania dan danar menjadi orang sukses, namun hati mereka mati. mereka sempurna, mereka tak sempurna.
gue tergugu. gue ngerasain yang tania rasain. keadaan hati tania itulah sekarang hati gue. ada feel-feel yang hambar banget di dada gue. namun tak gue acuhkan, sehingga lama-kelamaan feel itu membusuk. lalu gue ngerasa mati. pelan-pelan.
sesorang yang bermil-mil jauhnya sekarang mungkin udah lama sadar tentang perasaan gue ini, maka dari itu dia mencoba menjauh. mencoba menjaga jarak dari gue. mungkin dia pikir gue ini manusia psiko yang autis dan idiot. yang seperti orang gila akan terobsesi pada suatu hal. caranya yang dengan halus mengucapkan salam perpisahan buat gue, malah menimbulkan sakit yang mendalam di hati gue.
gak bisa gue elak, terkadang gue dendam.
tapi gak taukah dia bahwa gue gak segila itu ? bahwa gue sangat waras dan cukup ahli dalam berpikir rasional ? gue sayang dia, gue akuin ada kunang-kunang menari setiap dia hadir di hari-hari gue. dulu, duluuu banget waktu perasaan itu pertama kali tumbuh, gue memang ingin dia jadi milik gue. pengen dia jadi soul gue. tapi setelah gue pikir-pikir, gue sebenarnya gak menginginkan itu. gue hanya ingin selalu ada buat dia, selalu di samping dia, selalu ada saat dia butuh, selalu bisa ngebantu dia. apapun itu. gue pengen jadi kakak buat dia, adiknya, ibunya, temannya, apapun itu. gue gak lagi pengen memiliki dia, tapi gue ingin menjadi seseorang yang sangat berguna untuk dia. rasa sayang gue biarlah begini adanya, yang penting buat gue adalah melihat dia bahagia dan selalu bisa tertawa riang saat bersama gue.
tapi sepertinya dia gak ingin tau poin itu. gue rasa dia ketakutan sama gue. mungkin aja dia jengah dan risih dengan gue. makanya dia menjauh.
sapaan-sapaan itu pun lambat laun terkesal dingin. tak lagi punya makna dan warna. sapaan-sapaan itu hanya menjelma sebagai kebiasaan belaka yang tak punya arti apa-apa. gue ngerasain itu udah lama. lamaaa banget. tapi gak gua acuhkan.
makin ke sini dia semakin punya jarak dengan gue. jaraknya itu lebaaar bangeeet. gue mulai ngerasa lelah setiap kali ingin menjangkau dia. dia beralasan sibuk, gue percaya. gue percaya bahwa itu cuma pengusiran halusnya untuk gue. gue terima.
semua berakhir dua hari yang lalu. saat secara tersirat salam perpisahan itu gue terima dengan gamblang. gue percaya, dan gue terima. dia takut dengan rasa yang gue punya. dia pernah bilang gue spesial. ya, gue memang spesial karena gue ternyata cinta mati sama dia dan dia gak mau itu. spesial kan ? sangat spesial sehingga gue harus disuguhi kebutuhan khusus : diusir secara halus. gue terima.
dimana pun dan bagaimana pun dia sekarang, gue gak pernah nyesel kenal dan sayang sama dia. gue menganggap ini pengalaman. gue gak mungkin marah-marah ke takdir untuk minta dia balik sayang ke gue. dia tetep jadi temen amaze gue. selamanya. tetep ada dia di catatan sejarah hidup gue. tetep ada namanya di phonebook gue, tetep ada sisipan namanya di nama tablet gue, tetep ada akronim namanya di dalam binder kuliah gue, tetep ada, tetep ada, tetep ada.
beberapa orang mungkin mengartikan sikap gue ini terobsesi. tapi inilah yang gue rasain, gue sayang dia, dan dia gak sayang gue. gue sekuat tenaga mencoba tersenyum untuk menerima kenyataan itu.
gue bodoh, mungkin. gue menaruh perasaan kepada orang yang belum gue temuin. tapi adakah yang salah dalam hati yang memilih ?
dia gak perlu hadir lagi di hidup gue. gue hanya ingin dia baik-baik aja dan bisa menjadi orang yang baik pula nantinya. saat dia ulang tahun juga nanti, gue gak akan ucapin. gue takut dia jadi semakin takut ke gue.
harapan gue, dia akan mendapatkan orang yang tulus mencintainya nanti. gue selalu mendoakan yang terbaik untuknya.
dia gak perlu ingat dengan gue, karena bagi gue, pernah menjadi teman dekatnya adalah hal terindah. karena dia satu-satunya orang asing yang dengan gak tau dirinya telah membuat gue nyaman berada di dekatnya. gue sayang dia, mulai saat itu.
suatu hari nanti, kalau kita bertemu dalam satu media tertentu, apa yang harus kita lakukan ? memulai yang baru atau memperbaiki yang lama dengan cara baru ?
gue gak tau apakah ini terdengar gila, tapi di hati gue cuma ada dia. satu-satunya...
setelah Allah,,,
setelah Ibu dan Ayah gue,,,
gue tetep mengenang dia. selamanya. selamanya yang sangat lama...
thankz atas pertemanan selama ini ya...
bye~~~
^_^
nb : jangan pernah berpikir bahwa gue ingin memiliki lo atau apapun untuk mengkungkung lo, gue cuma pengen ngebuat lo bahagia dengan cara gue. tapi ternyata, lo gak bisa -mungkin gak mau. gak apa-apa, gue terima.
irma.yr
Tidak ada komentar:
Posting Komentar